Soko Berita

Perbankan Nasional Tetap Genjot Pembiayaan UMKM di Tengah Gejolak Ekonomi Global

Perbankan nasional tetap dorong pembiayaan UMKM dengan strategi selektif dan manajemen risiko, meski ekonomi global penuh tantangan dan ketidakpastian.

By Ratu Putri Ayu  | Sokoguru.Id
15 Mei 2025
<p>Di tengah badai ekonomi global, UMKM tetap melaju. Berkat strategi perbankan yang cermat, mereka tak hanya bertahan—tapi tumbuh dan memberi harapan bagi ekonomi rakyat.</p>

Di tengah badai ekonomi global, UMKM tetap melaju. Berkat strategi perbankan yang cermat, mereka tak hanya bertahan—tapi tumbuh dan memberi harapan bagi ekonomi rakyat.

SOKOGURU - Di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat konflik geopolitik dan perdagangan internasional, perbankan Indonesia tetap konsisten menjaga kelangsungan pembiayaan UMKM melalui strategi selektif dan penguatan manajemen risiko.

Langkah-langkah konkret terus diambil untuk memastikan keberlanjutan pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), meski tekanan ekonomi global meningkat karena konflik geopolitik dan tensi dagang antarnegara. 

Perbankan nasional memilih strategi pertumbuhan yang selektif serta memperkuat manajemen risiko guna menjaga kualitas kredit.

UMKM dikenal sebagai pilar utama perekonomian rakyat Indonesia. Oleh sebab itu, meski situasi global tidak menentu, sektor ini tetap mendapat perhatian khusus dari perbankan nasional. 

Langkah-langkah perbankan dalam menyesuaikan arah kebijakan penyaluran kredit menjadi upaya penting untuk menjaga keberlangsungan UMKM.

Perbankan terus menyesuaikan kebijakan penyaluran kredit agar tetap relevan dengan kondisi pasar terkini. Prinsip kehati-hatian tetap menjadi pegangan utama. 

Salah satunya adalah penguatan sistem pemantauan risiko dan penggunaan teknologi seperti sistem peringatan dini (early warning system) yang bertujuan mencegah risiko kredit bermasalah pada sektor UMKM.

Data terbaru menunjukkan adanya perbaikan yang signifikan dalam rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL). 

Peningkatan ini mencerminkan keberhasilan strategi mitigasi risiko yang dijalankan perbankan dalam satu tahun terakhir, memberikan sinyal positif bagi kelanjutan pembiayaan.

Tak hanya NPL, indikator risiko lainnya seperti Loan at Risk (LAR) juga menunjukkan tren yang membaik. 

Hal ini menandakan portofolio pembiayaan perbankan semakin sehat secara menyeluruh, bahkan di tengah tantangan global yang tidak mudah.

Selain fokus pada strategi pembiayaan, kesiapan sumber daya manusia dan kecanggihan sistem pendukung menjadi perhatian utama. 

Perbankan terus melakukan evaluasi kapasitas tim bisnis serta memperbarui alat pemantau risiko seperti fraud detecting system, credit scoring, dan credit rating.

Manajemen risiko kini dikembangkan secara lebih rinci dan spesifik sesuai sektor dan wilayah usaha. 

Pendekatan granular ini diharapkan dapat meningkatkan ketepatan dalam pengambilan keputusan kredit sehingga risiko dapat diminimalkan secara lebih efektif.

Meski dihantui tantangan global, sejumlah bank nasional tetap berhasil mencatatkan kinerja yang menggembirakan. 

Keberhasilan ini menunjukkan bahwa upaya mitigasi risiko yang dilakukan mampu menjaga stabilitas dan memberi ruang pertumbuhan bagi sektor UMKM.

Strategi perbankan yang tepat sasaran menjadikan sektor UMKM tetap bisa tumbuh meski berada dalam tekanan eksternal. 

Keseimbangan antara risiko dan peluang menjadi faktor penting dalam keberhasilan pembiayaan di tengah tantangan global.

Pemerintah turut mendorong sinergi antara sektor keuangan dan pelaku usaha guna membentuk iklim usaha yang lebih adaptif dan tangguh. 

Sinergi ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing nasional di tengah situasi ekonomi global yang tidak menentu.

Dengan kolaborasi yang kuat, diharapkan sektor perbankan dan UMKM mampu menghadapi gejolak ekonomi secara lebih resilien. 

Penguatan dari sisi kebijakan, SDM, dan sistem menjadi fondasi untuk mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Pelaku UMKM didorong untuk lebih aktif memanfaatkan peluang pembiayaan yang ditawarkan perbankan. 

Dalam kondisi pasar yang dinamis, kesiapan pelaku usaha untuk bertransformasi dan beradaptasi menjadi modal utama untuk tetap bertahan.

Akses terhadap kredit akan terus diperluas, namun dengan pendekatan berbasis risiko yang lebih presisi. 

Hal ini akan mempermudah perbankan menyalurkan pembiayaan secara tepat sasaran sekaligus menjaga kualitas aset. (*)